SATUAN
ACARA PENYULUHAN
“MEMBINA KELUARGA SEHAT JIWA”

Oleh
Kelompok 10A
Kresna Pujangga (1101100007)
Ajeng Mari’atul (1101100012)
Rizqi Amelia (1101100032)
Ayu Kartika (1101100056)
POLTEKKES KEMENKES MALANG
PRODI KEPERAWATAN MALANG
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : ”Membina
Keluarga Sehat Jiwa ”
Sasaran : Pengunjung
Puskesmas gribig
Tempat : Puskesmas Gribig
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juli
2013
Waktu : 1 X 30
Menit

1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat terutama keluarga tentang kesehatan jiwa dalam keluarga.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat
:
- Menyebutkan pengertian keluarga sehat jiwa
- Menyebutkan bagaimana cara keluarga sehat jiwa
- Menyebutkan cara menjaga keluarga sehat jiwa
- Menjelaskan beberapa dampak gangguan jiwa bagi keluarga
3. Sasaran
Kelurga/masyarakat pengunjung
Puskesmas Gribig
4. Materi
a.
Pengertian
keluarga
sehat jiwa
b. Bagaimana cara keluarga
sehat jiwa
c. Cara menjaga keluarga sehat jiwa
d. Dampak gangguan jiwa bagi keluarga
5. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
6. Media
a. Leaflet
7. Kriteria Evaluasi
- Kriteria struktur :
·
Peserta hadir di puskesmas Gribig 5 menit sebelum dimulai
·
Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan.
- Kriteria Proses :
·
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
·
Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
·
Peserta mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar.
- Kriteria Hasil :
·
Peserta mengetahui tentang keluarga sehat jiwa
·
Peserta mengerti bagaimana cara menjadi keluarga sehat jiwa
·
Peserta mengerti cara menjaga keluarga agar tetap sehat jiwa
·
Peserta mengerti dampak gangguan jiwa
bagi keluarga
8.
Kegiatan penyuluhan
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
1
|
5
Menit
|
Pembukaan:
v Memperkenalkan diri
v Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
v Melakukan kontrak waktu.
v Menyebutkan materi penyuluhan
yang akan diberikan
|
v Menyambut salam dan men
dengarkan
v Mendengarkan
v Mendengarkan
v Mendengarkan
|
2
|
15
Menit
|
Pelaksanaan
:
v Menjelaskan tentang
pengertian Keluarga sehat jiwa
v Menjelaskan bagaimana cara menjadi keluarga sehat jiwa
v
Menjelaskan bagaimana cara menjaga
keluarga sehat jiwa
v
Menjelaskan dampak gangguan jiwa bagi
keluarga
|
v Mendengarkan dan
memper-hatikan
v
Bertanya dan menjawab per-tanyaan yang
diajukan
|
3
|
5
Menit
|
Evaluasi
:
Menanyakan
pada peserta tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada peserta
bila dapat menjawab & menjelaskan kembali pertanyaan/materi
|
Menjawab
& men-jelaskan pertanyaan
|
4
|
5
Menit
|
Teriminasi
:
v
Mengucapkan terima-kasih kepada peserta
v Mengucapkan salam
|
Mendengarkan
dan membalas salam
|
9. Pengorganisasian
:
v Pembicara :
v Moderator :
v Anggota :
v Pembimbing :
MATERI
1.
PENGERTIAN
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
2.
DAMPAK GANGGUAN
JIWA BAGI KELUARGA
Penolakan
Sering terjadi dan timbul ketika ada keluarga yang menderita gangguan
jiwa, pihak anggota keluarga lain menolak penderita tersebut dan menyakini
memiliki penyakit berkelanjutan. Selama episode akut anggota keluarga akan
khawatir dengan apa yang terjadi pada mereka cintai. Pada proses awal, keluarga
akan melindungi orang yang sakit dari orang lain dan menyalahkan dan
merendahkan orang yang sakit untuk perilaku tidak dapat diterima dan kurangnya
prestasi. Sikap ini mengarah pada ketegangan dalam keluarga, dan isolasi dan
kehilangan hubungan yang bermakna dengan keluarga yang tidak mendukung orang
yang sakit.
Tanpa informasi untuk membantu keluarga belajar untuk mengatasi penyakit
mental, keluarga dapat menjadi sangat pesimis tentang masa depan. Sangat
penting bahwa keluarga menemukan sumber informasi yang membantu mereka untuk
memahami bagaimana penyakit itu mempengaruhi orang tersebut. Mereka perlu tahu
bahwa dengan pengobatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya, mayoritas orang
kembali ke gaya kehidupan normal.
Stigma
Informasi dan pengetahuan tentang gangguan jiwa tidak semua dalam
anggota keluarga mengetahuinya. Keluarga menganggap penderita tidak dapat
berkomunikasi layaknya orang normal lainnya. Menyebabkan beberapa keluarga
merasa tidak nyaman untuk mengundang penderita dalam kegiatan tertentu. Hasil
stigma dalam begitu banyak di kehidupan sehari-hari, Tidak mengherankan, semua
ini dapat mengakibatkan penarikan dari aktif berpartisipasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Frustrasi, Tidak berdaya dan Kecemasan
Sulit bagi siapa saja untuk menangani dengan pemikiran aneh dan tingkah
laku aneh dan tak terduga. Hal ini membingungkan, menakutkan dan melelahkan.
Bahkan ketika orang itu stabil pada obat, apatis dan kurangnya motivasi bisa
membuat frustasi. Anggota keluarga memahami kesulitan yang penderita miliki.
Keluarga dapat menjadi marah marah, cemas, dan frustasi karena berjuang untuk
mendapatkan kembali ke rutinitas yang sebelumnya penderita lakukan.
Kelelahan dan Burnout
Seringkali keluarga menjadi putus asa berhadapan dengan orang yang
dicintai yang memiliki penyakit mental. Mereka mungkin mulai merasa tidak mampu
mengatasi dengan hidup dengan orang yang sakit yang harus terus-menerus
dirawat. Namun seringkali, mereka merasa terjebak dan lelah oleh tekanan dari
perjuangan sehari-hari, terutama jika hanya ada satu anggota keluarga mungkin
merasa benar-benar di luar kendali. Hal ini bisa terjadi karena orang yang
sakit ini tidak memiliki batas yang ditetapkan di tingkah lakunya. Keluarga
dalam hal ini perlu dijelaskan kembali bahwa dalam merawat penderita tidak
boleh merasa letih, karena dukungan keluarga tidak boleh berhenti untuk selalu
men-support penderita.
Duka
Kesedihan bagi keluarga di mana orang yang dicintai memiliki penyakit
mental. Penyakit ini mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dan
berpartisipasi dalam kegiatan normal dari kehidupan sehari-hari, dan penurunan
yang dapat terus-menerus. Keluarga dapat menerima kenyataan penyakit yang dapat
diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan. Keluarga berduka ketika orang yang
dicintai sulit untuk disembuhkan dan melihat penderita memiliki potensi
berkurang secara substansial bukan sebagai yang memiliki potensi berubah.
Kebutuhan Pribadi dan Mengembangkan Sumber
Daya Pribadi
Jika anggota keluarga memburuk akibat stres dan terlalu banyak
pekerjaan, dapat menghasilkan anggota keluarga yang sakit tidak memiliki sistem
pendukung yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, keluarga harus diingatkan
bahwa mereka harus menjaga diri secara fisik, mental dan spiritual yang sehat.
Memang ini bisa sangat sulit ketika menghadapi anggota keluarga yang sakit
mereka. Namun, dapat menjadi bantuan yang luar biasa bagi keluarga untuk
menyadari bahwa kebutuhan mereka tidak boleh diabaikan.
3.
CARA KELUARGA
MENJADI SEHAT JIWA
· Anggota keluarga saling memperhatikan
· Ada waktu bersama
· Dapat saling mengemukakan pendapat, ada waktu mendengarkan dan membantu menyelesaikan masalah
· Keluarga memberi kesempatan pada anggota keluarganya untuk memiliki kehidupan pribadi
· Saling menjaga satu sama lain
· Ciptakan kehidupan beragama
4.
CARA MENJAGA
KELUARGA SEHAT JIWA
· Menerima keadaan seperti
adanya
· Saling mengemukakan
pendapat dan menyampaikan perasaan secara jujur
· Saling memuji dengan
tulus,mengingatkan sesuai keadaan. Tidak hanya mencela.
· Peduli
· Tidak mencaci maki dan
memukul. Cari jalan keluar dengan baik
· Memiliki harapan sesuai
keadaan
DAFTAR RUJUKAN
Keliat
budi, ana. Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa. EGC. 1995
Keliat
budi, ana dkk. Proses keperawatan jiwa. EGC. 1987Stuart and Sunden. Pocket
guide to psychiatric nursing. EGC.1998
0 komentar:
Posting Komentar